Secara
etimologis, kata pawiwahan berasal dari kata dasar wiwaha. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata wiwaha berasal dari bahasa sansekerta yang
berarti pesta pernikahan, perkawinan. Pawiwahan adalah ikatan lahir bathin (sekala
dan niskala) antara seorang pria dan wanita untuk membentuk keluarga bahagia,
kekal yang diakui oleh Hukum Negara, Agama dan Adat. Dalam kitab Manava
Dharmasastra, menyatakan bahwa tujuan wiwaha meliputi Dharmasampati (Dharma
yang harus dilaksanakan sebagai umat hindu sesuai dengan ajaran Catur Asrama),
Praja (Untuk melahirkan keturunan yang akan meneruskan roda kehidupan di dunia),
dan Rati (Jalan yang sah bagi pasangan mempelai untuk menikmati kehidupan seksual
dan kenikmatan duniawi lainnya.
(Gambar
: www.duniacare.com)
Di
dalam Manava Dharmasastra pula dijelaskan delapan bentuk sistem perkawinan,
yaitu : Brahmana, Daiwa, Rsi (Arsa), Prajapati, Asura, Gandharwa, Raksasa dan
Paisaca. Seperti disebutkan dalam :
Manava
Dharmasastra III.20
“Caturnamapi
warnanam pretya ceha hitahitan astawiwansamasena striwiwahanni bodhata.”
“Sekarang
dengarkanlah uraian singkat mengenai delapan cara perkawinan yang dilakukan
oleh keempat warna yang sebagian adalahmenimbulkan kebajikan dan yang sebagian
menimbulkan ketidakbaikan di dalam hidup ini maupun sudah mati.”
Manava Dharmasastra III.21
“Brahmo
daiwastathaiwarsah prajapatyasthasurah ghandarwo raksasaccaiwa astamo dhamah.”
“Macam-macam
cara itu adalah Brahmana, Daiwa, Rsi (Arsa), Prajapati, Asura, Ghandarwa,
Raksasa, dan Paisaca (Pisaca).”
1.
Brahma
Wiwaha adalah perkawinan terhormat di mana keluarga wanita
mengawinkan anaknya kepada ahli weda pria yang berbudi luhur dan berpendidikan yang
dipilih oleh orang tua gadis. (Manava Dharmasastra III.27)
2.
Daiwa
Wiwaha adalah perkawinan yang orang tua mengawinkan
anaknya kepada pria seorang pendeta yang melaksanakan upacara atau yang telah
berjasa (non-material) kepadanya. (Manava Dharmasastra III.28)
3.
Arsa
Wiwaha adalah bentuk perkawian dimana orang tua mengawinkan
anaknya kepada pria yang memberikan sesuatu (material) kepadanya atau atas
dasar kebaikan keluarga. (Manava Dharmasastra III.29)
4. Prajapati Wiwaha
adalah pemberian anak wanita setelah berpesan dengan mantra (semoga kamu berdua
malaksanakan kewajibanmu bersama) dan menunjukkan penghormatan kepada pengantin
pria. (Manava Dharmasastra III.30)
5. Asura Wiwaha
adalah bentuk perkawinan dimana setelah pria memberi mas kawin kepada mempelai
istrinya sesuai kemampuannya dan didorong oleh keinginan sendiri kepada
mempelai wanita dan keluarganya. (Manava Dharmasastra III.31)
6. Gandharwa Wiwaha
adalah bentuk perkawinan suka sama suka antara
seorang wanita dan pria. (Manava Dharmasastra III.32)
7. Raksasa Wiwaha
adalah bentuk perkawian dengan cara menculik gadis secara paksa. (Manava
Dharmasastra III.33)
8. Paisaca Wiwaha
adalah bentuk perkawinan dengan cara mencuri, memaksa, atau dengan membuat
bingung atau mabuk. (Manava Dharmasastra III.34)
Jadi
itulah jenis-jenis atau bentuk system perkawinan menurut kitab Manava
Dharmasastra, jika ada saran, kritik atau perbaikan dalam tulisan ini, silakan
tulis pada kolom komentar.
0 Response to "Jenis-Jenis Pawiwahan dalam Manawa Dharmasastra"
Post a Comment